Minggu, 26 Mei 2013

Laporan Lengkap Ikhtiologi





LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

IKHTIOLOGI

oleh
SUTOYO
      E 271 12 044      







                PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN               
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
     2013






 
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikhtiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ichtyes” yang artinya ikan dan “Logos” artinya ilmu. Ikhtiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya.
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari Morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan.  Morfologi ikan merupakan bentuk luar ikan, yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan entah itu pada perairan laut, payau maupun tawar.
Morfologi adalah berarti mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian luar pada suatu organisme. Pada bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dau macam yaitu simetris bilateral dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan dibelah menjadi dua bagian yang sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk maupun ukurannya sama persis. Sedangkan non simetris bilateral adalah kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda atau tidak sama.
1.2 Tujuan dan Kegunaan                                          
Tujuan dari praktikum yaitu untuk mengenal bentuk tubuh dan bentuk organ luar ikan, mengenal sistem yang berhubungan dengan drivate kulit dan warna pada ikan., mempelajari bagian-bagian tubuh dan menghitung jumlah dari karakter tertentu bagian tubuh ikan. Sedangkan kegunaan dari peraktikum ini adalah peraktikan dapat mengenal bentuk tubuh ikan.




II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi
 Menurut Efendy (2009), Taksonomi ikan banbeng dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom                     :           Animalia
Phylum                        :           Chordata
Sub phylum                 :           Vertebrata
Class                            :           Pisces       
Sub class                     :           Teleostei
Ordo                            :           Malacopterygii
Family                         :           Chanidae
Genus                          :           Chanos
Species                        :           Chanos chanos Forsk 


Gambar 1, Ikan Bandeng (chanos-chanos)


2.2 Morfologi
Secara garis besar tubuh ikan bandeng tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh dan ekor. Pada tubuh ikan yaitu berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-menyeblah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata, tutup insang. Suyanto (2009).
Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju mundur terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat lubang anus. Suyanto (2009).










                        III. MATERI  DAN  METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi mengenai morfologi ikan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 25 April 2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
1.    Tabel Alat dan Fungsinya
No
Nama Alat dan Bahan
Kegunaan
Jumlah
1
Pisau
Untuk memfillet ikan
1
2
Gunting
Untuk Memotong bagian tubuh ikan
1
3
Pingset
Untuk menjepit bagian tubuh ikan
1
4
baki preparat
Untuk meletakan bahan
1
5
Ikan Bandeng
(Chanos-chanos)
Bahan percobaan
1




3.3 Prosedur  Kerja
Metode atau tahapan-tahapan dalam praktikum ikhtiologi  dengan judul Morfologi Ikan Bandeng (Chanos-chanos) adalah sebagai berikut:
1.      Menyiapkam semua peralatan yang akan digunakan dalam praktikum.
2.      Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.
3.      mengambil ikan bandeng (Chanos chanos) dan meletakkannya pada baki dengan posisi mlintang kepala ikan sebelah kiri kemudian menggambar morfologi ikan pada modul yang telah disediakan
4.      Mencatat hasil-hasil pengamatan baik dalam bentuk deskripsi maupun gambar.
5.      Melaporkan hasil praktikum.
6.      Membersihkan kembali semua peralatan yang digunakan serta menyimpannya.

                                                                                                     



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil




























Keterangan :
A.Bagian kepala;B.Bagian badan;C.Bagian ekor.1.sirip dorsal (1a.sirip dorsal pertama;1b sirip dorsalkedua); 2.sirip ekor; 3.sirip anal;4. sirip perut;6. mulut; 7. lubang hidung; 8. operkulum; 9.preoperkulum; 10. rahang atas; 11. rahang bawah; 12. anus.





















Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diemperoleh hasil sebagai berikut:
Gambar 2. Morfologi ikan bandeng (Chanos-chanos)
Tabel 2. Morfologi ikan bandeng (Chanos chanos)
PARAMETER
JENIS IKAN
Chanos chanos
Bentuk tubuh
Torasik
Bentuk mulut
Dapat disembulkan
Posisi mulut
Terminal
Mulut disembulkan (dapat /tidak)
Dapat
Sungut ( ada / tidak )
Tidak
Jika ada ( letak / jumlah )
Tidak
Bentuk sirip ekor
Bercagak
Posisi sirip V terhadap P
Abdominal
Tipe sirip D (tunggal /ganda)
Tunggal
Kelengkapan LL
Tunggal
Sirip V (ada/tidak)
Ada
Ciri khusus
Tidak ada
Operkulum
Ada
Preoperkulum
Ada
Sirip P (ada/tidak)
Tidak ada
           






4.2 Pembahasan
Bentuk tubuh ikan bandeng (Chanos chanos) berbentuk fusnform, bentuk mulutnya dapat disembulkan dengan posisi superior dan tidak mempunyai sungut. Bentuk kepalanya relative lancip, dan ikan ikan banding digolongkan kedalam jenis ikan herbivore dimana jenis makanan utamanya berasal dari nabati. Bentuk tubuh ikan bandeng (Chanos chanos) adalah simetris, berarti terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh dibelah dua belahan yang sama, dan tubuh dibelah dua dari kepala sampai ekor dengan arah punggung perut.
Pada ujung depan dari kepala terdapat mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung, pada sebelah menyebelah kepala terdapat mata, dan diantara bagian kepala dan badan terdapat tutup insang. Pada ikan bandeng (Chanos chanos) tidak memiliki ciri khusus, dan tidak memiliki sungut, bentuk ekor yaitu brbentuk cagak, posisi mulutnya berbentuk terminal, dan tidak memiliki preoperkulum.  Sutoyo (2009)






V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah kami lakukan, kami dapat simpulkan sebagai berikut:
1. Ikan Bandeng (Chanos chanos) merupakan jenis ikan yang hidup di perairan payau, pemakan herbivora dimana nakanan utamanya berasal dari nabati, hal ini dilihat dari mulutnya yang dapat disembulkn dan tapis insangnya yang halus, dan tidak mempunyai gigi yang besar dan tajam.
2. Pada ikan bandeng (Chanos chanos), gurat sisi (linea lateralis) merupakan garis yang terbentuk oleh adanya pori-pori yang trsusun secara teratur pada tubuh ikan. Didalam gurat sisis (LL) terdapat ujung-ujung saraf neromas yang
berfungsi mendeteksi lingkungan sekitar.
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka penulis menyarankan agar dalam praktikum berikutnya pembagian kelompok harus lebih diperbanyak lagi, sehingga semua peraktikam dapat bekerja semua dengan maksimal.






I. PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
   Menurut Saanin, (1968). Indonesia memiliki kekayaan ikan sangat tinggi, diperkirakan mencapai 8.500 jenis. Maka perlu dilakukan adanya penelitian atau peraktikum untuk membedakan secara lebih detail dan mendalam khususnya mengenai tentang morfometrik dan meristik, yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh ikan seperti panjang, lebar, dan tinggi tubuh ikan dan bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan.
Pengukuran morfometrik merupakan beberapa pengukuran standar yang digunakan pada ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi batang ekor. Keterangan mengenai pengukuran–pengukuran ini dibuat oleh Hubbs & Lagler (1964). Pada pengukuran ikan yang sedang mengalami pertumbuhan digunakan rasio dari panjang standar. Ikan yangdigunakan adalah ikan yang diperkirakan mempunyai ukuran dan kelamin yang sama. Hal ini disebabkan pertumbuhan ikan tidak selalu proporsional dan dimorfime seksual sering Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang penting dalam mendekripsikan jenis ikan.
Ciri meristik merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat mudah digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja pada ikan yang dapat dihitung antara lain jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis dan ciri ini menjandi tanda dari spesies. Salah satu hal yang menjadi permasalahan adalah kesalahan penghitungan pada ikan kecil. Faktor lain yang dapat mempengaruhi ciri meristik yaitu suhu, kandungan oksigen terlarut, salinitas, atau ketersediaan sumber makanan yang mempengaruhi pertumbuhan larva ikan, muncul pada ikan (tetapi seingkali tidak jelas).

1.2   Tujuan dan kegunaan
Praktikum Ikhtiologi mengenai morfometrik dan meristik ikan bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian tubuh dan menghitung jumlah dari karakter tertentu bagian tubuh ikan.
Kegunaan dari praktikum Ikhtiologi mengenai morfometrik dan meristik ikan adalah kita dapat membedakan ukuran tubuh dan jumlah tubuh masing-masing setiap jenis ikan, antara lain jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis, panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi batang ekor.





II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Klasifikasi
         Menurut Fujaya, (2009) Klasifikasi Ikan bandeng (Chanos-chanos) adalah sebagai berikut:
Kingdom                :           Animalia         
Phylum                  :           Chordata
Sub phylum           :           Vertebrata
Class                      :           Pisces
Sub class                :           Teleostei
Ordo                      :           Malacopterygii
Family                   :           Chanidae
Genus                    :           Chanos
Species                  :           Chanos chanos Forsk

                                Gambar 3 : Ikan Bandeng (Chanos chanos)


2.2  Morfologi
         Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk tubuh dan organ dari ikan terutama bentuk tubuh dan organ luar dari ikan. bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa misal dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus.
         Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau. Ikan bandeng ini mempunyai bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor bercabang dan sisiknya halus.  Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian bawah dan agak gelap pada punggungnya, Ciri umum ikan bandeng adalah tubuh memanjang agak gepeng, mata tertutup lapisan lemak (adipase eyelid), pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik, tipe sisik cycloid lunak, warna hitam kehijauan dan keperakan bagian sisi, terdapat sisik tambahan yang besar pada sirip dada dan sirip perut.  Bandeng jantan memiliki ciri-ciri warna sisik tubuh cerah dan mengkilap keperakan serta memiliki dua lubang kecil di bagian anus yang tampak jelas pada jantan dewasa (Arifudin, 1983).

2.3  Morfometrik dan Meristik
          Dalam mempelajari ikan bandeng salah satunya yaitu mengenal ciri-cirinya morfometrik dan meristik, morfometrik adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang, lebar, yang digunakan untuk membandingkan proposi antara ukuran bagian-bagian tubuh ikan Ikan Bandeng (Chanos chanos).  Sedangkan meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah agian tubuh ikan, diantaranya jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis, (Sjafei,1989).
Menurut Effendie, (1997) cara pengukuran tubuh ikan yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan yang benar, yaitu:
Ø  Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga ujung ekor.
Ø  Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang sampai ke sirip ekor)
Ø  Panjang batang ekor (LCP) diukur mulai dari jari terakhir sirip dubur hingga pertengan pangkal batang ekor.
Ø  Panjang moncong (SNL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir hingga pertengan garis vertikal yang menghubungkan bagian anterior mata.
Ø  Tinggi sirip punggung (DD) diukur mulai dari pangkal hingga ujung pada jari-jari pertama sirip punggung.
Ø  Diameter mata (ED) diukur mulai dari bagian anterior hingga posterior bola mata, diukur mengikuti garis horisontal.
Ø  Tinggi batang ekor (DCP) diukur mulai dari bagian dorsal hingga ventral pangkal ekor.
Ø  Tinggi badan diukur (BD) secara vertikal mulai dari pangkal jari-jari pertama sirip punggung hingga pangkal jari-jari pertama sirip perut.
Ø  Panjang sirip dada diukur mulai dari pangkal hingga ujung jari-jari sirip dada.
Ø  Panjang sirip perut diukur mulai dari pangkal hingga ujung sirip perut.
Beberapa ikan ada yang memiliki satu atau dua sirip punggung. Pada ikan bersisirp punggung tunggal, umumnya jari-jari bagian depan (1-40) tidak bersekat dan mengeras, sedangkan jari-jari dibelakangnya lunak atau bersekat dan umumnya bercabang. Pada ikan yang memiliki dua sirip punggung, bagian depannya terdiri dari duri dan yang kedua terdiri dari duri di bagian depan diikuti oleh jari-jari lunak atau bersekat umumnya bercabang.  Pada beberapa famili (suku) dua sirip punggungnya mungkin bersatu atau bergabung, (Sjafei, 1989).
Pada pengukuran ikan yang menunjukan besar ataupun kecilnya ikan. Ikan dapat dikatakan besar apabila panjangnya lebih dari 10 cm, pengukuran yang dimaksud yaitu panjang yang diukur dari ujung mulut ikan sampai dengan ujung ekornya yang disebut panjang total.  Berarti dibawah dari 10 cm maka ikan tersebut termasuk golongan ikan kecil, (Hardanto, 1979).






III.  MATERI DAN METODE
3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum ikhtiologi mengenai sistem integumen ikan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Mei 2013, dimulai dari pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Perikanan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.
3.2  Alat dan Bahan
Tabel1.Alat dan Bahan Serta fungsinya
Alat
Fungsi
Bahan
Alat tulis menulis
Mencatat kegiayang dilaksanankan
Bandeng (Chanos-chanos)
Baki preparat
Tempat penyimpanan ikan
Bandeng (Chanos-chanos)
Camera
Mengambil gambar morfolog  ikan
Bandeng (Chanos-chanos)
Pisaw

Memisahkan daging dengan tulang
Bandeng (Chanos-chanos)
Gunting


Membantu pemisahan daging dengan tulang
Bandeng (Chanos-chanos)
Pinset
Digunakan  membesihkan daging dari tulang
Bandeng (Chanos-chanos)
           



3.3  Prosedur Kerja
Metode atau tahapan-tahapan dalam praktikum ikhtiologi  dengan judul sistem Morfometrik dan Meristik  yaitu:
1.      Menyiapkam semua peralatan yang akan digunakan dalam praktikum.
2.      Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.
3.      Mencatat hasil-hasil pengamatan baik dalam bentuk deskripsi maupun gambar.
4.      Melaporkan hasil praktikum.
5.      Membersihkan kembali semua peralatan yang digunakan serta menyimpannya.





IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
            Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai

barikut :

Tabel 2.Lembar kerja morfometrik
NO.
BAGIAN TUBUH YANG
DIUKUR
JENIS IKAN


BANDENG                PERSENTASE
1
Panjang total
35 cm
2.
Panjang garpu/cagak
75 cm
3.
Panjang baku
23,9 cm
4.
Panjang kepala
5,5 cm
5.
Panjang predorsal
7,5 cm
6.
Panjang batang ekor
 4 cm
7.
Tinggi badan
7,2 cm
8.
Tinggi batang ekor
2 cm
9.
Tinggi kepala
3,5 cm
10.
Lebar kepala
3 cm
11.
Lebar badan
3,2 cm
12.
Panjang hidung
1,5 cm
13.
Panjang bagian kepala di belakang mata
2 cm
14.
Lebar ruang antar mata
2,3 cm
15.
Diameter mata
1,4 cm
16.
Panjang rahang atas
1 cm
17.
Panjang rahang bawah
1,1 cm
18.
Lebar bukaan mulut
1,3 cm
19.
Tinggi dibawah mata
1,6 cm
20.
Panjang dasar sirip punggung
2,5 cm
21.
Panjang dasar sirip anal
1,4 cm
22.
Tinggi sirip punggung
4,6 cm
23.
Panjang sirip dada
3,9 cm
24.
Panjang sirip perut
3 cm





Tabel 3.Lembar kerja ciri meristik
No.
PARAMETER
JENIS IKAN


BANDENG
1.
Jari-jari sirip keras :
Sirip D
Sirip C
Sirip A
Sirip P
Sirip V

iii
viii
i
ii
ii
2.
Jari-jari lemah sirip :
Sirip D
Sirip C
Sirip A
Sirip P
Sirip V

5
7
6
8
9
3.
Perumusan sirip :
Sirip D
Sirip C
Sirip A
Sirip P
Sirip V

iii.5
viii.7
i.6
ii.8
ii.9
4.
Jumlah sisik :
   Pada LL
   Di bawah LL
   Di atas LL

5.
Jumlah sisik predorsal
11
6.
Jumlah sisik pipi
26
7.
Jumlah sisik keliling badan

8.
Jumlah sisik batang ekor
30
9.
Jumlah tapis insang
   Bagian bawah
   Bagian atas

10.
Jumlah finlet


4.2  Pembahasan
4.2.1  Morfometrik
Berdasarkan hasil praktek bahwa panjang total ikan bandeng(Chanos-chanos ) yang didapat 35 cm yg di ukur yang diukur dari ujung mulut bagian atas sampai dengan ujung ekor paling belakang. Kemudian panjang garfu/cagak yang didapat 75 cm dengan ukuran pada panjang cagak dari ujung mulut sampai pangkal ekor. panjang total dari tubuh ikan berubah sesuai dengan ukuran ikan.  Hal ini sesuai pernyataan Hardanto (1979) bahwa Pada pengukuran ikan yang menunjukan besar ataupun kecilnya ikan.  Ikan dapat dikatakan besar apabila panjangnya lebih dari 10 cm, pengukuran yang dimaksud yaitu panjang yang diukur dari ujung mulut ikan sampai dengan ujung ekornya yang disebut panjang total.  Berarti dibawah dari 10 cm maka ikan tersebut termasuk golongan ikan kecil.
Pengamatan pada morfometrik ikan dilakukan dengan pengukuran panjang, lebar, dan tinggi, yang selanjutnya pada pengukuran proporsi antara ukuran bagian-bagian tubuh dengan panjang total, memiliki rumus ukuran panjang baku, panjng kepala, panjang batang ekor dan tinggi badan, panjang sirip anal berbanding terbalik dengan panjang total dikalikan dengan 100%.

4.2.2  Meristik
Berdasarkan hasil praktek bahwa Pada bagian meristik pengamatan dilakukan pada perhitunagn jumlah masing-masing bagian tubuh pada ikan, yang dihitung adalah jumlah sirip, sisik dan insang.  Sirip (jari-jari sirip keras dan jari-jari sirip lemah), sisik dan insang.  Pada ikan bandeng (Chanos chanos) maka didapatkan jumlah  sisik pada predorsal 11, jumlah sisik keliling badan berkisar 700, jumlah  sisik batang ekor 30 dan tidak mempunyai  finlen insan, hal in  sesuai  pernyataan  Sjafei (1989) bahwa Beberapa ikan ada yang memiliki satu atau dua sirip punggung. Pada ikan bersisirp punggung tunggal, umumnya jari-jari bagian depan (1-40) tidak bersekat dan mengeras, sedangkan jari-jari dibelakangnya lunak atau bersekat dan umumnya bercabang.  Pada ikan yang memiliki dua sirip punggung, bagian depannya terdiri dari duri dan yang kedua terdiri dari duri di bagian depan diikuti oleh jari-jari lunak atau bersekat umumnya bercabang.  Pada beberapa famili (suku) dua sirip punggungnya mungkin bersatu atau bergabung.
Sirip (jari-jari sirip keras dan jari-jari sirip lemah), sisik dan insang. Pada ikan bandeng (Chanos chanos) maka didapatkan jumlah sisik pada predorsal 39, jumlah sisik keliling badan 266, jumlah tapis insang bagian bawah 280,jumlah tapis insang bagian atas 204 dan tidak mempunyai finlen insan.





V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1   Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan :
1.      panjang total yang didapat 35 cm yg di ukur yang diukur dari ujung mulut bagian atas sampai dengan ujung ekor paling belakang.  Kemudian panjang garfu/cagak yang didapat 75 cm dengan ukuran pada panjang cagak dari ujung mulut sampai pangkal ekor.
2.      jumlah sisik pada predorsal 11, jumlah sisik keliling badan berkisar 700, jumlah sisik batang ekor 30 dan tidak mempunyai finlen insan
3.      Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur disebut sirip tunggal atau sirip tidak  berpasangan. Sirip dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan.

5.2  Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum berikutnya pembagian kelompok harus lebih diperbanyak lagi, sehingga semua peraktikam dapat bekerja semua dengan maksimal.





I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi perikanan yang melimpah, baik perikanan air laut maupun perikanan air tawar. Ikan  merupakan  hewan  yang  hidup  di  air  yang  menjadi  salah  satu dari  sekian  banyak  bahan  makanan   yang   dibutuhkan  manusia,  ikan  sangat bermanfaat  bagi  manusia  sebab  di  dalamnya  terdapat  bermacam  zat-zat   yang  dibutuhkan  oleh  tubuh  manusia  seperti,  protein,  vitamin A,   Vitamin B1 dan  Vitamin B2.
Mengingat  pentingnya  ikan bagi  manusia,  maka  dari  itu manusia  selalu  berusaha  mendapatkan  ikan  dalam  jumlah  yang  mencukupi, antara  lain  manusia  harus  melakukan  budidaya.
Sistem Integumen merupakanbagian tubuh yang berada pada bagian terluar. Sistem integumen terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya, yang termaksut derivat kulit adalah sisik, jari-jari sirip, skut, kil kelenjar lendir dan kelenjar racun.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari Praktek Sistem  Integumen untuk  mengenal sistem yang berhubungan dengan derivat kulit dan warna pada ikan. Diharapkan setelah praktikum ini mahasiswa dapat mendeskripsikan ikan berdasarkan derivat kulit dan pola warna ikan.


II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi
 Menurut Effendy, (2009) ikan banbeng dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom                     :           Animalia
Phylum                        :           Chordata
Sub phylum                 :           Vertebrata
Class                            :           Pisces
Sub class                     :           Teleostei
Ordo                            :           Malacopterygii
Family                         :           Chanidae
Genus                          :           Chanos       
Species                        :           Chanos chanos Forsk

Gambar 1. morfologi ikan bandeng (Chanos-chanos)

2.2 Morfologi
Morfologi adalah bagian luar tubuh ikan mulai dari anterior sampai posterior,
1.        Kepala: bagian tubuh mulai dari ujung mulut sampai bagian belakang operculum.
2.        Tubuh  (trancus): bagian tubuh mulai dari batas akhir operculum sampai anus.
3.        Ekor(cauda):dari anus sampai bagian  ujung sirip ekor bentuk tubuh.
Secara garis besar tubuh ikan bandeng (Chanos-chanos) tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh dan ekor. Pada tubuh ikan yaitu berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-menyeblah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata, tutup insang Suyanto (2009).
Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju mundur terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat lubang anus  Sutoyo (2009).





2.3 Integumen
Menurut Armand (2000), Sistem integument atau kulit pada hewan vertebrata secara umum hampir sama yaitu yaitu dari :
1.         Epidermis ( turunan dari ectoderm ), mempunyai struktur yaitu:
a.       Tipis, lunak, tidak mengendung keratin
b.      Mempunyai  kelenjar mukus
c.       Beberapa ikan mempunyai  kelenjar racun yang berhubungan dengan sirip.
2.      Dermis ( turunan dari mesoderm), yang terdiri dari :
a.       Terdiri dari stratum, kompaktum, dan spongiosum
b.      Mempunyai sisik yang  berasal dari dermis.
Kulit dapat digunakan untuk menerima rangsangan dari lingkungan karena kulit merupakan tempat aliran saraf  dan badan sensoris. Kulit pada vertebrata mempunyai dua lapisan utama, bagian luar adalah epidermis dan bagian dalam dermis. Dermis merupakan bagian yang lebih tebal dari pada epidermis ( sugianto, 1994)



III. MATERI  DAN  METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi mengenai Sistem Integumen ikan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 2Mei 2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.
 3.2 Alat dan Bahan
Tabel 1.  Alat Dan Bahan
Alat
Fungsi
Bahan
Alat tulis menulis
Mencatat kegiayang dilaksanankan
Bandeng (Chanos-chanos)
Baki preparat
Tempat penyimpanan ikan
Bandeng (Chanos-chanos)
Camera
Mengambil gambar morfolog  ikan
Bandeng (Chanos-chanos)
Pisaw

Memisahkan daging dengan tulang
Bandeng (Chanos-chanos)
Gunting


Membantu pemisahan daging dengan tulang
Bandeng (Chanos-chanos)
Pinset
Digunakan  membesihkan daging dari tulang
Bandeng (Chanos-chanos)




3.3  Prosedur  Kerja
Sebelum kita melaksanakan praktikum diwajibkan untuk melakukan kegiatan berikut:
1)      Menyiapkam semua peralatan yang akan digunakan dalam praktikum.
2)      Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.
3)      Mencatat hasil-hasil pengamatan baik dalam bentuk deskripsi maupun gambar.
4)      Melaporkan hasil praktikum.
5)      Membersihkan kembali semua peralatan yang digunakan serta menyimpannya.







4.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diemperoleh hasil sebagai berikut:
Sisik kepala
Sisik badan
Sisik ekor
Keterangan
1.      Bagian pasterior, 2. Sirkulus, 3. Fokus, 4. Radius, 5. Kromatofor, 6. Pasterior, 7. Chiometofore
Gambar 2. Sistem integumen (sisik) Ikan bandeng (Chanos chanos)









4.2 Pembahasan
Sistem Integumen adalah system pembalut tubuh yang terdiri dari kulit dan derivatnya-derivatnya, yang meliputiwarna, lender, kulit, sisik, organ cahaya dan kelenjar racun. Kulit terdiri dari dua lapisan yaitula pisan epidermis dan lapisan dermis atau corium, lapisan epidermis adalah bagian dalam, sedangkan lapisan dermis adalah bagian luar. Kulit pada ikan selain sebagai pembalut tubuh juga berfungsi sebagaia alat pertahanan pertama terhadap penyakit, perlindungan dan penyesuaian diri terhadap factor lingkunganya mempengaruhi kehidupan ikan serta alat eksresi dan osmoregulasi.
Berdasarkan bentuk tipe sisik ikan bandeng (Chanoschanos) adalah cycloid yaitu sisik yang memiliki garis-garis melingkar. Warnapadaikan banding (Chanoschanos) yaitu putih perak.Kulit ikan terdiri dari dua lapisan luar yang disebut epidermis dan  lapisan dalam disebut dermis atau corium. Pola warna pada ikan disebabkan oleh tiga hal yaitu karena konfigurasi fisik, pigmen pembaw awarna dan sel khusus yang memberwarna pada ikan.
Berdasarkan hasil praktek bahwa Sistem Integumen ikan bandeng (Chanos-chanos)  memiliki  beberapa bagian yaitu, bagian kepala, bagian badan, dan bagian ekor terdapat beberapa sisik alat pembantu untuk melakukan gerkan, hal ini sesui pernyataan suyanto,(2000). 



V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah kami lakukan, penulis dapat simpulkan sebagai berikut:     
1. Sistem Integument atau kulit pada hewan vertebrata secara umum hampir sama yaitu terdiri dari epidermis (turunan dari ektoderm) dan dermis (turunan dari mesoderm)
2.  Polawarna pada ikan disebabkan oleh tiga hal yaitu karena konfigurasi fisik, pigmen pembawa warna dan sel khusus yang memberi warna pada ikan.
3. Ikan bandeng (Chanos-chanos)  tidak memiliki ciri khususdan tidak memiliki sungut, bentuk ekor yaitu berbentuk cagak, posisi mulutnya berbntuk terminal, dan tidak memiliki preoperkulum.  
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka penulis menyarankan dalam praktikum berikutnya alat yang digunakan harus lebih lengkap lagi, agar praktikan tidak saling mengharap dalam  melakukan praktek.





I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Anatomi ikan adalah organ-organ dalam yang terdapat pada tubuh ikan.Ikan mempunyai organ-organ dalam seperti hewan vertebrata lainnya.Organ-organ dalam tersebut antara lain otak, jantung, lambung, usus, hati, limfa, gonad, ginjal, pilorik kaeka, gelembung renang, kantong empedu, dan lain-lain. Perbedaan organ-organ dalam ikandengan vertebrata lainnya yaitu ikan mempunyai usus yang berukuran Berbeda –bedasesuai dengan makanan yang mereka makan, seperti ikan herbivora mempunyai usus yang sangat panjang dan ikan karnivora mempunyai usus yang pendek.
Anatomi adalah berarti mencakup tentang bentuk organ tubuh bagian dalam pada suatu organisme. Pada bentuk tubuh bagian dalam ikan dibedakan menjadi beberapa macam  bagian yaitu simetris bilateral dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan dibelah menjadi dua bagian yang sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk maupun ukurannya sama persis. Sedangkan non simetris bilateral adalah kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda atau tidak sama. Oleh sebab itu Dalam pembuatan laporan hasil praktikum ini, kami memiliki landasan acuan. dan acuan tersebut adalah penelitian serta pengamatan langsung organ-organ pada ikan bandeng (Chanos-chanos). hal ini dikarenakan dalam pembelajaran semester 2 (dua) ini kita dituntut untuk mengetahui systim organ-organ pada ikan bandeng (Chanos-chanos).
1.2 Tujuan dan Kegunaan                                          
Praktikum Anatomi ikan ini bertujuan untuk mengenal bentuk tubuh dan bentuk organdalam ikan, mempelajari bagian-bagian tubuh dan menghitung jumlah dari karakter tertentu bagian tubuh ikan.
Sedangkan kegunaan dari peraktikum ini adalah peraktikan dapat mengenal bentuk dalam  tubuh ikan.








II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 klasifikasi
Menurut Efendy (2009), Taksonomi ikan Banbeng dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom                     :           Animalia
Phylum                        :           Chordata
Sub phylum                 :           Vertebrata
Class                            :           Pisces       
Sub class                     :           Teleostei
Ordo                            :           Malacopterygii
Family                         :           Chanidae
Genus                          :           Chanos       
Species                        :           Chanos chanos Forsk

           
Gambar 1. ikan bandeng (Chanos-chanos)


2.2 Anatomi
Pada ikan bandeng (Chanos chanos), Di dalam rongga badannya terdapat organ-organ, yaitu ginjal, gelembung renang yang berfunfsi sebagai alat pendeteksi ikan pada posisi kedalaman air , yang terletak disebelah ventral, gelembung renang, disampuing itu terdapat limfa (lien), organ ini sukar terlihat karena kadang kadang terbungkus oleh lemak dan hati di antara usus. Dan terdapat saluran pencernaan, hati dan kantomng empedu.
Pada organ dalam ikan bandeng (Chanos chanos) terdapat organ yang tampak memanjang yang berfungsi untuk mengatur daya apung di dalam air selain itu organ ini juga disebut alat hidrostatik karena dapat menyerap atau mengeluarkan gas yang dipengaruhi oleh urat syaraf. Penelitian terhadap anatomi dalam pada ikan ditujukan juga untuk dunia pengetahuan khususnya pada ikan yang nantinya berguna dalam rangka
Fungsi lambung ikan bandeng (Chanos chanos) adalah menyimpan makanan dalam jumlah yang sangat besar setelah hewan selesai makan, mengaduk makanan dengan sekresi (getah lambung), dan pengosongan lambung, dan memasukan isinya kedalam usus. Panjang usus pada ikan bandeng yang kami peroleh yaitu 334 cm, maka dapat disimpulkan bahwa ikan tersebut menunjukan ikan herbivora atau ikan yang sumber makannya berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Menurut Fujiya (2004), bahwa proses pencernaan ikan sama dengan vertebrata lainnya. Namun ikan memiliki beberapa variasi,terutama dalam hubungannya dengan cara makan,  pada umumnya ikan bernafas dengan ingsang dengan cara memasukan air ke dalam mulut hingga melewati  ke ingsang dan  sekaligus menyaring oksigen yang terlarut dalam air, namun tidak semua ikan bernafas dengan ingsang ada juga bernafas dengan paru-paru misalnya ikan paus dan lumba-lumba. Bagian-bagian ikan bandeng adalah otak, alat pencernaan, limpa, gonad, ginjal pilorik kaeka, gelembung renang, jantung, hati, kantong empedu.












III. MATERI  DAN  METODE
3.1 Waktu dan TIempat
Praktek matakuliah Ikhtiologi mengenai Anatomi ikan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 25April 2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Tabel 1 Alat dan Fungsinya
No
Nama Alat dan Bahan
Kegunaan
Jumlah
1
Pisau (Scalpel)
Untuk memfillet ikan
1
2
Gunting

Untuk Memotong bagian tubuh ikan
1
3
Pinset (forceps)
Untuk menjepit bagian tubuh ikan
1
4
Baki (dissecting pan)
Untuk meletakan bahan
1
5
Ikan Bandeng
(Chanos-chanos)
Bahan Percobaan
1




3.3 Prosedur Kerja
Anatomi ikan secara umum dimaksud terutama untuk melihat posisi organ-organ pada tubuh ikan seperti hati, limpa, jantung, gonad dan sebagainya. Adapun prosedur kerja yang kita lakukan selama praktikum yaitu :
1.      Menyiapkam semua peralatan yang akan digunakan dalam praktikum.
2.      Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.
3.      mengambil ikan bandeng (Chanos chanos) dan meletakkannya pada baki dengan posisi mlintang kepala ikan sebelah kiri kemudian menggambar morfologi ikan pada modul yang telah disediakan
4.      Mencatat hasil-hasil pengamatan baik dalam bentuk deskripsi maupun gambar.
5.      Melaporkan hasil praktikum.
6.      Membersihkan kembali semua peralatan yang digunakan serta menyimpannya.

                                                                                                     



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada anaktomi, dalam tubuh ikan bandeng (Chanus-chanus) dapat diperoleh hasil sebagai berikut:















Keterangan :

1.      Otak, 2.ingsang, 3. mulut,  4.esophagus, 5. Lambung, 6. Usus, 7. Anus, 8.jantung, 9. Hati, 10. Limpa, 11. Gelembung renang, 12. Ginjal, 13. Gonad, 14. Faring,  15. Piorik kaeka.
Gambar 2, anatomi ikan bandeng (Chanos-chanos)
4.2  Pembahasan
Dari hasil yang diperoleh tentang anatomi yang terdapat pada ikan bandeng (Chanos-chanos) kita dapat melihat bahwa ikan bandeng (Chanos-chanos) juga merupakan ikan yang memilikin anatomi yang hampir seperti ikan lainnya. Pada umumnya antomi ikan bandeng hanya dikenal beberapa saja, antomi ikan tersebut semakin dikembangkan. Secara garis besar organ yang berukuran relatif besar dan mudah di amati adalah otak, alat pencernaan, limpa, gonad, ginjal pilorik kaeka, gelembung renang, jantung, hati, kantong empedu (Sutoyo, 2007).
Seluruh pencernaan pada ikan berturut-turut dari awal makanan masuk ke mulut adalah sebagai berikut: mulut-faring-asofogus-lambung-pilorus-usus-anus. Dalam baberapa hal ditemukan adaptasi alat-alat tersebut terhadap makan dan kebiasaan makannya.pada ikan dengan seluruhpencernaan ini, pencernaan dan makananya  dibantu dengan lengkapnya hati dan pancreas. (Effendie,2002)







V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah kami lakukan, kami dapat simpulkan sebagai berikut:
1.    Ikan Bandeng (Chanos chanos) merupakan jenis ikan yang hidup di perairan payau, pemakan herbivora dimana nakanan utamanya berasal dari nabati, hal ini dilihat dari mulutnya yang dapat disembulkn dan tapis insangnya yang halus, dan tidak mempunyai gigi yang besar dan tajam.
2.    Padaikan bandeng (Chanos chanos), gurat sisi (linea lateralis) merupakan garis yang terbentuk oleh adanya pori-pori yang trsusun secara teratur pada tubuh ikan. Didalam gurat sisis (LL) terdapat ujung-ujung saraf neromas.
3.    Organ dalam ikan bandeng (Chanos chanos) adalah otak, insang, mulut, lambung, usus, anus, jantung, hati gelembung renang, esofagus. alat pencernaan pada ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu gig, lambung, usus. Alat pernapasannya insang. Alat peredaran darahnya yaitu jantung.
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka penulis menyarankan agar dalam praktikum berikutnya peralatan yang digunakan lebih lengkap, Agar praktikum berjalan lancar.


I. PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
         Ikan pada umumnya lebih banyak dikenal dari pada hasil perikanan lainnya, karena jenis tersebut yang paling banyak ditangkap dan dikonsumsi.  Ikan memang sudah dikenal sejak waktu yang sangat lama.  Jenis ini termasuk hewan vertebrata, artinya hewan yang mempunyai tulang belakang, dan cirinya yang has adalah hidupnya di air dan pada umumnya bernafas dengan menggunakan insang.  Sebagai bahan pangan, kedudukan ikan menjadi sangat penting, karena banyak mengandung komponen-komponen yang diperlukan oleh tubuh.  Baik di negara maju maupun di negara-negara berkembang, ikan banyak ditangkap dan dibudidayakan. 
            Ikan adalah hewan yang hidup di air, berdarah dingin, sebagian besar bernapas dengan insang, dan ada pula ikan yang bernafas dengan paru-paru. Ikan juga memiliki alat pencernaan yang berbeda-beda, itu disebabkan adanya jenis makanan dan adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya.
Pada alat pencernaan ikan terdiri dari 2 bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada saluran pencernaan yaitu lambung dan usus, terdapat perbedaan antara lambung dan usus karnivora dengan herbivora.
Pada sistem peredaran darah ikan hanya satu jalur aliran, dimana darah mengalir dari jantung ke insang lalu keseluruh tubuh dan kembali lagi pada jantung dan peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal.

1.2   Tujuan dan kegunaan
Praktikun ini bertujuan untuk mengamati organ yang berhubungan dengan sistem pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah. Adapun Kegunaan praktikum ini adalah agar praktikan mengetahui apa-apa saja alat pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah ikan.





II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Klasifikasi
         Menurut fujaya, (2009) Klasifikasi Ikan bandeng (Chanos-chanos) adalah sebagai berikut:
Kingdom                :           Animalia         
Phylum                  :           Chordata
Sub phylum           :           Vertebrata
Class                      :           Pisces
Sub class                :           Teleostei
Ordo                      :           Malacopterygii
Family                   :           Chanidae
Genus                    :           Chanos
Species                  :           Chanos chanos Forsk

                              Gambar 1 : Ikan Bandeng (Chanos chanos)


2.2  Morfologi
   Morfologi adalah berarti mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian luar pada suatu organisme. Pada bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dau macam yaitu simetris bilateral dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan dibelah menjadi dua bagian yang sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk maupun ukurannya sama persis. Sedangkan non simetris bilateral adalah kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda atau tidak sama.
         Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau. Ikan bandeng ini mempunyai bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor bercabang dan sisiknya halus.  Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian bawah dan agak gelap pada punggungnya, Ciri umum ikan bandeng adalah tubuh memanjang agak gepeng, mata tertutup lapisan lemak (adipase eyelid), pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik, tipe sisik cycloid lunak, warna hitam kehijauan dan keperakan bagian sisi, terdapat sisik tambahan yang besar pada sirip dada dan sirip perut.  Bandeng jantan memiliki ciri-ciri warna sisik tubuh cerah dan mengkilap keperakan serta memiliki dua lubang kecil di bagian anus yang tampak jelas pada jantan dewasa (Suyanto, 1983).




2.3  Sistem Pencernaan, Pernafasan dan Peredaran Darah
2.3.1  Sistem Pencernaan
          Makanan dicerna oleh ikan dan diserap sebagai sari makanan, dan yang tidak dapat dicernakan dikeluarkan sebagai fase.  Sari makanan itu diedarkan keseluruh bagian tubuh.  Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan, sisa-sisa metabolisme dikeluarkan lewat anus, pada ikan bertulang sejati anus terletak disebelah depan saluran genital Effendy, (1979).
A­­­­da segolongan ikan selain menghisap hawa dengan insangnya ada juga yang dapat mengambil hawa dari udara karena mempunyai alat yang disebut ’’ Labyrint ’’ dan bekerja seperti paru-paru ikan-ikan ini bila berada diluar air tidak segera mati, Pada kloaka adalah ruang yang bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital ( Achjar, 1986 ).
2.3.2  Sistem Pernapasan
Alat pernapasan utama pada ikan adalah insang, walaupun ada jenis ikan tertentu seperti lungfish yang menggunakan paru paru.  Selain insang dan paru paru pada lungfish beberapa jenis ikan mempunyai alat pernapasan tambahan antara lain labirin pada ikan betok ( Anabas sp), organ arborescent  (bentuk seperti bunga karang). Insang ikan terdapat beberapa lembar, masing masing lembar terdiri dari tiga bagian yaitu tulang lengkung insang, filmen insang dan tapis insang ( Achjar, 1986 ).

2.3.3 Sistem Peredaran darah
          Peredaran darah ikan adalah peredaran darah tunggal, yang artinya darah hanya satu kali mengalir melalui jantung.  Darah masuk ke jantung melalui pembuluh balik yang di tampung  dalam satu smpul yang disebut sinus venosus, kemudian darah masuk kedalam serambi dan bilik selanjutnya dipompa oleh bonggol arteri dan menuju ke lengkung insang, maka selanjutnya akan terjadi pertukaran gas O2.  Setelah itu darah mengalir kembali ke jantung malalui vena (Mahardono , 1979).



III.  MATERI DAN METODE
3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum ikhtiologi mengenai Sistem Integumen ikan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Mei 2013, dimulai dari pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Perikanan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.
3.2  Alat dan Bahan
Tabel1.Alat dan Bahan
Alat
Fungsi
Bahan
Alat tulis menulis
Mencatat kegiayang dilaksanankan
Bandeng (Chanos-chanos)
Baki preparat
Tempat penyimpanan ikan
Bandeng (Chanos-chanos)
Camera
Mengambil gambar morfolog  ikan
Bandeng (Chanos-chanos)
Pisaw

Memisahkan daging dengan tulang
Bandeng (Chanos-chanos)
Gunting


Membantu pemisahan daging dengan tulang
Bandeng (Chanos-chanos)
Pinset
Digunakan  membesihkan daging dari tulang
Bandeng (Chanos-chanos)
           



3.3  Prosedur Kerja
Prosedur kerja ikan bandeng (Chanos-chanos) yaitu sebagai berikut:
1.            Menyiapkan  semua peralatan yang akan digunakan dalam praktikum
2.            Mengamati materi praktikum pada system pernapasan, pencernaan dan peredaran darah.
3.            Mencatat hasil pengamatan dari hasil yang telah dipraktekkan.
4.            Melaporkan hasil praktikum
5.            Membersihkan kembali hasil pengamatan




IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai barikut :















Jenis ikan :
(1) lambung, (2) usus, (3) esophagus, (4) pylorus, (5) pilorus caeca, (6) saluran air empedu (7) anus
Gambar 2. Lembar Kerja Sistem Pencernaan (lambung dan usus)

Tabel 2.Lembar Kerja Sistem Pencernaan (lambung dan usus)
        Tipe organ pencernaan


       panjang

Rasio (%)
Gigi
Lambung
Usus
Tubuh A
Tubuh B
(AxB) x 100
Filoform
Pendek
Panjang
    35
    127
(35 x 127)x100
=444500










Tabel 3.lembar kerja pernafasan (insang)
  Jumlah lembar insang

  Jumlah filamen insang

Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
340
340
96
96

















Jenis ikan :
1.Tapis insang, 2.Lengkung insang, 3.Filamen insang
Gambar 3.lembar kerja pernafasan (insang)











Jenis ikan :
1.Sinus venosus, 2.Atrium, 3.ventrikel, 4.Cconus anterior, 5.Balbus anterior, 6.Aorta ventralis
Gambar 4.Lembar kerja sistem sirjulasi (jantung)
4.2  Pembahasan
4.2.1 Sistem Pencernaan
Langkah-langkah proses pencernaan makanan pada ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu :
1.            Pencernaan di mulut dan rongga mulut: makanan digiling menjadi kecil-kecil oleh gigi dan dibasahi oleh saliva
2.            Disalurkan melalui faring dan esophagus
3.            Pencernaan di lambung dan usus halus: dalam usus halus diubah menjadi asaam-asam amino, monosakarida, gliserida dan unsure-unsur dasarnya yang lain.
4.            Absorbsi air dalam usus besar: akibatnya isi yang tidak dicerna menjadi setengah padat (veses).
5.            Veses dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka (bila ada) kemudian ke anus.
Sistem pencernaan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis makanannya. Menurut bentuknya gigi ikan digolongkan pada beberapa bentuk yaitu Villiform, Conical, Cannine, Maliform, Incisor, Fuse beak.
Lambung dan usus ikan biasanya memiliki variasi bentuk dan ukuran yang merupakan akibat dari adaptasi morfologi dan struktural terhadap kebiasaan makanan. Pada ikan bandeng (Chanos chanos) memiliki lambung yang pendek, sedangkan ususnya lebih panjang dari ukuran tubuhnya yaitu mencapai 334 cm, ini menunjukan ikan tersebut adalah jenis ikan herbivora. Pada ikan karnivora memiliki lambung yang agak besar dan memanjang, sedangkan ususnya lebih pendek dan pada ikan omnivora memiliki lambung yang menyerupai kantong yang besar mirip dengan lambung manusia. Pada ikan yellowfin tuna memiliki gigi villiform dan mempunyai lambung yang besar. Jadi ikan yellowfin tuna termasuk ikan herbivora.
4.2.2 Sistem Pernapasan
Alat pernapasan utama pada ikan adalah insang, walaupun ada jenis ikan tertentu yang bernafas menggunakan paru-paru seperti lungfish. Selain insang dan paru-paru beberapa jenis ikan memiliki alat pernapasan tambahan antara lain labirin.
Pada ikan ikan bandeng (Chanos chanos) alat pernapasannya berupa insang terdiri atas beberapa 4 lembar, masing-masing lembar insang terdiri dari tiga bagian yaitu lengkung insang, filamen insang dan tapis insang. Bagian yang berperan dalam pengikatan oksigen dari air adalah filamen insang sehingga filamen insang dilengkapi dengan kapiler-kapiler darah. Pada ikan bandeng (Chanos chanos) memiliki lembar insang yang halus dan rapat, ini menunjukan bahwa ikan tersebut adalah jenis ikan pemakan tumbu-tumbuhan (herbivora)
4.2.3 Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah ikan badeng (Chanos chanos) disebut peredaran darah tunggal. Dimana darah mengalir dari jantung ke insang kemudian keseluruh tubuh dan akhirnya kembali kejantung. Peredaran darah berfungsi dalam pengangkutan oksigen hasil respirasi, pengangkutan sisa metabolisme. Jantung ikan terdapat suatu ruang tambahan yang disebut sinus venosus, yang berfungsi sebagai penampung darah dari vena hapaticusserta mengirimkannya keatrium terdapat katub sinatrial. Darah kemudian dikirim kembali ke ventrikel untuk mencegah darah tersebut kembali ke atrium.




V. SIMPULAN DAN SARAN
5.3 

 Simpulan
Dari hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.            Pada alat pencernaan ikan terdiri dari dua bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
2.            Insang ikan terdapat beberapa lembar, masing masing lembar terdiri dari tiga bagian yaitu tulang lengkung insang, filmen insang dan tapis insang.
3.            Menurut bentuknya gigi ikan digolongkan pada beberapa bentuk yaitu Villiform, Conical, Cannine, Maliform, Incisor, Fuse beak.
4.            Peredaran darah berfungsi dalam pengangkutan oksigen hasil respirasi, pengangkutan sisa metabolisme.

5.4  Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum berikutnya pembagian kelompok harus lebih diperbanyak lagi, sehingga semua peraktikam dapat bekerja semua dengan maksimal.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi perikanan yang melimpah, baik perikanan air laut maupun perikanan air tawar. Ikan  merupakan  hewan  yang  hidup  di  air  yang  menjadi  salah  satu dari  sekian  banyak  bahan  makanan   yang   dibutuhkan  manusia,  ikan  sangat bermanfaat  bagi  manusia  sebab  di  dalamnya  terdapat  bermacam  zat-zat   yang  dibutuhkan  oleh  tubuh  manusia  seperti,  protein,  vitamin A,   Vitamin B1 dan  Vitamin B2.
Mengingat  pentingnya  ikan bagi  manusia,  maka  dari  itu manusia  selalu  berusaha  mendapatkan  ikan  dalam  jumlah  yang  mencukupi, antara  lain  manusia  harus  melakukan  budidaya.
Berdasarkan strukturnya otot terbagi atas otot Lurik,otot polos, dan otot Jantung, selain itu berdasarkan pergerakannya otot terbagi atas otot sadar atau voluntary (otot Lurik) dan otot taksadar atau involuntary (otot polos dan otot jantung) dan otot bukan rangka atau Non skeletal muscle (otot polos dan otot Jantung).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum sistem otot untuk mengenal dan melihat bentuk otot pada beberapa bagian tubuh, jenis dan susunan otot yang lebih sederhana jik dibandingkan dengan vertebrata yang lain. Walaupun susunannya lebih sederhana juga pada ikan didapatkan tiga jenis otot yaitu oto polos (lincip), otot bergaris dan otot jantung. Guna untuk melindungi bagian tubuh ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi
 Menurut fujaya, (2009) ikan Bandeng (Chanos-chanos) dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom                     :           Animalia
Phylum                        :           Chordata
Sub phylum                 :           Vertebrata
Class                            :           Pisces
Sub class                     :           Teleostei
Ordo                            :           Malacopterygii
Family                         :           Chanidae
Genus                          :           Chanos       
Species                        :           Chanos chanos Forsk

Gambar 1. morfologi ikan bandeng (Chanos-chanos)

2.2 Morfologi
Morfologi adalah bagian luar tubuh ikan mulai dari anterior sampai posterior yaitu:
1.            Kepala: bagian tubuh mulai dari ujung mulut sampai bagian belakang operculum.
2.            Tubuh  (trancus): bagian tubuh mulai dari batas akhir operculum sampai anus.
3.            Ekor(cauda):dari anus sampai bagian  ujung sirip ekor bentuk tubuh.
Secara garis besar tubuh ikan bandeng (Chanos-chanos) tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh dan ekor. Pada tubuh ikan yaitu berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-menyeblah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata, tutup insang Suyanto (2009).
Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju mundur terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat lubang anus  Suyanto (2009)




2.3  Sistem Otot
Roharjo ( 1980 ) Mengemukakan  system otot disebut juga dengan system urat daging yang berfungsi sebagai bentuk tubuh dan penghasil daya gerak terhadap ikan. urat daging yang terhadap di kedua sisi tubuh Ikan dapat di bedakan menjadi dua bagian, yaitu epaksial dan hipaksial. Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang di namakan horizontal akletogeneous septum. Dibagian permukaan selaput ini terdapat urat daging yang menutupinya yaitu musculus Lateralis superficialitas yang banyak mengandung Lemak karena warna merah kehitaman.
Pada garis besarnya ikan mempunyai tiga macam urat daging yaitu urat daging bergaris, urat daging licin, dan urat daging jantung. Otot Jantung adalah otot yang cara kerjanya tidak di pengaruhi oleh rangsang, sedangkan otot polos dan otot lurik di pengaruhi oleh rangsangan Otot merupakan pembentuk rangka. Otot berperan dalam pergerakan organ tubuh atau bagian tubuh. Kemampuan otot untuk berkontraksi disebabkan oleh adanya serabut kontraktil ( Mahardono,1979).




III. MATERI  DAN  METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi mengenai sistem otot ikan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 2 Mei 2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.
3.2     Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan praktikum
Alat
Fungsi
Bahan
Alat tulis menulis
Mencatat kegiayang dilaksanankan
Bandeng (Chanos-chanos)
Baki preparat
Tempat penyimpanan ikan
Bandeng (Chanos-chanos)
Camera
Mengambil gambar morfolog  ikan
Bandeng (Chanos-chanos)
Pisaw

Memisahkan daging dengan tulang
Bandeng (Chanos-chanos)
Gunting


Membantu pemisahan daging dengan tulang
Bandeng (Chanos-chanos)
Pinset
Digunakan  membesihkan daging dari tulang
Bandeng (Chanos-chanos)




3.3        Prosedur  Kerja
Metode atau tahapan-tahapan dalam praktikum ikhtiologi  dengan judul sistem otot ikan yaitu:
1.      Menyiapkam semua peralatan yang akan digunakan dalam praktikum.
2.      Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.
3.      Mencatat hasil-hasil pengamatan baik dalam bentuk deskripsi maupun gambar.
4.      Melaporkan hasil praktikum.
5.      Membersihkan kembali semua peralatan yang digunakan serta menyimpannya.





IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diemperoleh hasil sebagai berikut:


    Gambar  2. Sistem otot pada ikan bandeng (Chanos-chanos)
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktek bahwa Sistem otot ikan bandeng (Chanos-chanos) Sistem Otot merupakan pembentuk rangka. Otot berperan dalam pergerakan organ tubuh atau bagian tubuh. Kemampuan otot untuk berkontraksi disebabkan oleh adanya serabut kontraktil.
Otot pada ikan dibagi oleh suatu sekat horizontal menjadi otot epaksial yaitu otot yang terletak di atas sekat horizontal, dan otot hipaksialis yang terletak di bawah sekat horizontal (Fujaya, 2004).
Menurut Sjafei (1989) urat daging yang terdapat di kedua sisi tubuh ikan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu epaksial dan hipaksial. Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang dinamakan horizontal akletogeneous septum. Dibagian permukaan selaput ini terdapat urat daging yang menutupinya “musculus lateralis superficialis“ yang banyak mengandung lemak karena warna yang merah kehitaman.
Pada garis besar ikan mempunyai tiga macam urat daging yaitu urat daging bergaris, urat daging licin, dan urat daging jantung. Secara fungsional tipe urat daging, yaitu yang di bawah rangsangan otak (voluntary) ialah urat daging jantung. Dari penempelnya juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu urat daging yang menempel pada rangka, ialah urat daging licin dan urat daging jantung ( Hardanto, 1979).
Otot jantung adalah otot yang cara kerjanya tidak dipengaruhi oleh rangsang sedankan otot polos dan otot lurik dipengaruhi oleh rangsang, pada otot polos tidak memperlihatkan adanya garis-garis melintang dan terdapat pada sistem-sistem yang menjalankan fungsinya secara otomatis (Soewasono, 1960).
Dalam tubuh terdapat tiga macam jaringan otot yaitu otot polos yang tidak dipengaruhi oleh rangsang, otot serat lintang involunter (tidak dipengaruhi kehendak) dan otot serat lintang volunter (dipengaruhi oleh kehendak) ( Frandson, 1983).



V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan  hasil praktikum dan pembahasan yang telah kami lakukan maka kami dapat menyimpulkan :
1. Susunan otot ikan lebih sederhana jika dibandingkan dengan vertebrata lain.
2. Tiap blok urat daging terdiri dari hipaksial, epaksial, miotom, mioseptum,
septum horizontal, septum vertical.
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum berikutnya pembagian kelompok harus lebih diperbanyak lagi, sehingga semua peraktikam dapat bekerja semua dengan maksimal.







I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi perikanan yang melimpah, baik perikanan air laut maupun perikanan air tawar. Ikan  merupakan  hewan  yang  hidup  di  air  yang  menjadi  salah  satu dari  sekian  banyak  bahan  makanan   yang   dibutuhkan  manusia,  ikan  sangat bermanfaat  bagi  manusia  sebab  di  dalamnya  terdapat  bermacam  zat-zat   yang  dibutuhkan  oleh  tubuh  manusia  seperti,  protein,  vitamin A,   Vitamin B1 dan  Vitamin B2.
Mengingat  pentingnya  ikan bagi  manusia,  maka  dari  itu manusia  selalu  berusaha  mendapatkan  ikan  dalam  jumlah  yang  mencukupi, antara  lain  manusia  harus  melakukan  budidaya. Integumen adalah berarti mencakup tentang bentuk sisik pada suatu organisme. Pada bentuk sisik ikan dibedakan menjadi tiga bagian yaitu bagian kepala, badan, ekor.
1.2 Tujuan dan Kegunaan  
Tujuan dari praktikum integumen untuk  mengenal bentuk Sisik dari organisme. diharapkan setelah  praktikum ini mahasiswa dapat mendeskripsikan ikan berdasarkan integumen sisik tubuh ikan.
Selain itu berguna untuk mempermudah praktikan dalam mempelajari dan mengamati spesies ikan.


II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi
 Menurut fujaya, (2009) ikan bandeng (Chano-chanos) dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom                     :           Animalia
Phylum                        :           Chordata
Sub phylum                 :           Vertebrata
Class                            :           Pisces
Sub class                     :           Teleostei
Ordo                            :           Malacopterygii
Family                         :           Chanidae
Genus                          :           Chanos       
Species                        :           Chanos chanos Forsk

Gambar 1. morfologi ikan bandeng (Chanos-chanos)
2.2 Morfologi
Morfologi adalah bagian luar tubuh ikan mulai dari anterior sampai posterior, berikut adalah Morfologi ikan :
1.            Kepala: bagian tubuh mulai dari ujung mulut sampai bagian belakang operculum.
2.            Tubuh  (trancus): bagian tubuh mulai dari batas akhir operculum sampai anus.
3.            Ekor(cauda):dari anus sampai bagian  ujung sirip ekor bentuk tubuh.
Secara garis besar tubuh ikan bandeng (Chanos-chanos) tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh dan ekor. Pada tubuh ikan yaitu berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-menyeblah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata, tutup insang Suyanto (2009).
Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju mundur terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat lubang anus  Suyanto (2009).




2.3   Sitem Rangka
Menurut Buchar (1991), tulang rangka ikan terdiri dari dua macam, yaitu rangka chondrichthyes (tulang rawan) dan osteicthyes (tulang sejati). Rangka berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong organ-organ tubuh dan berfungsi pula dalam pembentukan buti-butir darah merah. Berdasarkan letaknya tulang sebagai penyusun rangka dikelompokan dalam tiga bagian, yaitu tulang aksial (tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk), veskeral (lengkung insang, tulang-tulang pada bagian kepala yang tidak termasuk dalam tulang tengkorak), apendikular (rangka anggota badan seperti jari-jari sirip dan tulang sirip).
Skeleton hewan yang dibentuk oleh tulang merupakan struktur yang hidup. Tulang mempunyai vasa darah, vasa limfatik, dan nerius dan dapat menjadi sasaran penyakit, mampu memperbaiki diri dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan dengan adanya suatu stress (Pratigyo, 1984).
Kerangka tubuh ikan disebut skeleton. Sisik ikan yang mengandung zat tulang disebut pula rangka luar, rangka dari tulang-tulang disebut rajum dalam, jadi pada ikan susunan rangkanya dapat dibagi rangka luar dan rangka dalam  (Mahardono, 1979).



III. MATERI  DAN  METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi mengenai sistem rangka ikan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 2 Mei 2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.
1.2  Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan praktikum bandeng (Chanos-chanos)
Alat
Fungsi
Bahan
Alat tulis menulis
Mencatat kegiayang dilaksanankan
Bandeng (Chanos-chanos)
Baki preparat
Tempat penyimpanan ikan
Bandeng (Chanos-chanos)
Camera
Mengambil gambar morfolog  ikan
Bandeng (Chanos-chanos)
Pisaw

Memisahkan daging dengan tulang
Bandeng (Chanos-chanos)
Gunting


Membantu pemisahan daging dengan tulang
Bandeng (Chanos-chanos)
Pinset
Digunakan  membesihkan daging dari tulang
Bandeng (Chanos-chanos)



1.3  Prosedur  Kerja  
Sebelum kita melaksanakan praktikum diwajibkan untuk melakukan kegiatan berikut:
1.      Menyiapkam semua peralatan yang akan digunakan dalam praktikum.
2.      Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.
3.      Mencatat hasil-hasil pengamatan baik dalam bentuk deskripsi maupun gambar.
4.      Melaporkan hasil praktikum.
5.      Membersihkan kembali semua peralatan yang digunakan serta menyimpannya.




IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1    Hasil
Berdasarkan pengamatan tentang tulang pada ikan, diperoleh hasil sebagai berikut :








Keterangan :
A.    Tulang belakang bagian perut, B.  Tulang ekor pertama,
C.  Tulang belakang bagian ekor.
Gambar 9. Tulang pada ikan bandeng (Chanos-chanos)
1.2     Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa rangka pada ikan Bandeng (Chanos-chanos) merupakan tempat melekatnya otot. Adanya tulang maka tubuh ikan mujair memiliki bentuk yang tetap, hal ini merupakan beberapa fungsi dari tulang ikan bahwa tulang-tulang dalam tubuh vertebrata membentuk rangka. Fungsi rangka antara lain memberi bentuk tubuh, sebagai alat gerak, melindungi alat-alat tubuh yang lemah, sebagai tempat melakatnya otot, untuk menegakkan tubuh, dan tempat pembentukan sel-sel darah. Tulang pada ikan mujair memiliki perberdaan antara tulang bagian ekor, tulang bagian perut, dan tulang ekor pertama. Dari gambar terlihat bahwa pada tulang bagian perut terdapat sepasng rusuk yang berfungsi untuk melindungi organ-organ yang berada pada bagian perut atau rongga badan. Tulang punggung pada daerah badan berbeda dengan yang terdapat pada daerah ekor. Tiap-tiap ruas didaerah badan dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk kiri dan kanan untuk melindungi organ-organ didalam rongga badan. Batang ekor tiap-tiap ruasnya dibagian bawah hanya terdapat satu cucuk hermal dan bagian atas ruas tulang punggung terdapat cucuk neural.
Secara tidak langsung, bentuk rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam. Bentuk tubuh ikan merupakan interaksi antara sistem rangka dengan sistem otot serta evolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya. Rangka yang menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan atau tulang sejati. Osteichthyes terdiri dari tulang sejati. Sebagian besar tulang Osteichthyes pada permulaannya terbentuk melalui tahap tulang rawan, kemudian materialnya menjadi tulang sejati dalam bentuk bentuk yang khusus melalui osifikasi. Osifikasi merupakan proses perubahan tulang rawan menjadi tulang sejati atau tulang keras (Fujaya, 2004).



V.                SIMPULAN DAN SARAN
a.        Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.        Tulang belakang bagian badan, tulang pertama bagian ekor, dan tulang belakang bagian ekor memiliki perbedaan dari segi bagian-bagiannya.
2.        Pada bagian tulang badan terdapat sepasang tulang rawan yang berfungsi untuk melindungi organ-organ yang berada pada rongga badan.
3.        Tulang pada ikan mujair berfungsi sebagai tempat melekatnya otot dan member bentuk tubuh pada ikan.
b.         Saran
Saran saya agar pada praktikum  berikutnya, waktu untuk pengamatan sistem rangka diperpanjang dikarenakan pengamatannya lebih rumit dibandingkan dengan pengamatan yang sebelumnya dilakukan.



DAFTAR PUSTAKA
Achjar, M.,  1968.   Perikanan darat.  Sinar baru.  Bandung.
Armand. 2000. Sistem Integumen pada Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta
Arifudin, R. 1983. “Bandeng duri lunak dalam Kumpulan Hasil Penelitian Firman dkk,  2009.  Mengklasifikasikan ikan bandeng. Swadaya. Jakarta
Buchar. 1991. Tulang Rangka Terdiri Dari Tulang Rawan Dan Tulang Sejati.  Penebar Swadaya, Jakarta
Cahyono. 2000. Morfologi Ikan Mujair. Penebar Swadaya, Jakarta
Effendy, (2009), Ihktiologi. IPB Fakultas Periknan, Bogor
Effendy, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
Effendy, 2007. Pengelompokan organ-organ pada ikan. Penebar swadaya. Jakarta
Fujaya. 2009. Klasifikasi Ikan Bandeng. Penebar Swadaya, Jakarta
Fujaya, 2004. Proses pencernaan pada ikan. Yogyakarta
Hardanto, 1979. Perikanan Indonesia, PT Cipta Sari Grafika, Bandung
Khairuman Kk. 2008. Klasifikasi Ikan Mujair. Penebar Swadaya, Jakarta
Mahardono. 1979. Kerangka Ikan Disebut Skelenton. PT. Gramedia, Jakarta
Mahardono. 1979. Otot Merupakan Pergerakan Tubuh Ikan. Penebar Swadaya,          Jakarta
Neall, 1959, bentuk  organ pada tubuh ikan. Penebar swadaya. Jakarta
Raharjo. 1980. Otot Pembentuk Tubuh Ikan. P.T Gramedia, Jakarta
Raharjo. 1980. Otot Pembentuk Tubuh Ikan. P.T Gramedia, Jakarta
Suyanto, 2009. Garis besar tstruktur tubuh ikan. Sinar baru  Algesindo. Jakarta
Sutoyo, 2009, Anatomi Komparativa. Penerbit Alumni, Bandung.
Sjafei, 1989. Ihktiologi. IPB Fakultas Periknan, Bogor.
Sugianto. 1994. Epaksial Dan Hipaksial. P.T Gramedia, Jakarta
Sutoyo, 2007,Anatomi Komparativa. Penerbit Alumni, Bandung
Suyanto. 2009. Morfologi Ikan Bandeng. Penebar Swadaya, Jakarta
Sjafei. 1989. Epaksial Dan Hipaksial. P.T Gramedia, Jakarta
Sjafei. 1989. Epaksial Dan Hipaksial. P.T Gramedia, Jakarta
Soewasono. 1960. Cara Kerja Otot Pada Tubuh Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta
Soewasono. 1960. Rangka Luar Ikan Mengandung Zat Tulang. PT. Gramedia,         Jakarta
Teknologi Pasca Panen Perikanan”. BPTP. Jakarta.
Pratigiyo. 1984. Skeleton Dibentuk Oleh Tulang. PT. Gramedia, Jakarta